Sunday, March 8, 2015

Metode Sugestopedia (Suggestopedia)

Nama lain dari metode ini adalah “Suggestology”, karena sugestopiedia dianggap sebagai aplikasi dari suggestology, suatu penerapan dari segesti ke dalam ilmu mendidik. Selain itu, suggestopedia juga biasa disebut “The Lozanov Method” karena yang pertama kali menerapkan metode ini adalah Georgi Lozanov dari Bulgaria, Eropa Timur.


Metode ini sebagaimana dipakai di beberapa sekolah di Eropa dan di Amerika dimaksudkan untuk membasmi sugesti dan pengaruh negatif yang tak disadari bersemai pada diri anak didik dan untuk memberantas perasaan takut (fear) yang menurut para ahli sangat menghambat proses belajar, seperti perasaan tidak mampu (feeling of incompetence), perasaan takut salah (Fear of making mistakes) dan keprihatinan serta ketakutan akan sesuatu yang baru dan belum familiar.
Bancrot (1976) mencatat enam unsur dasar dari metode ini :
1. Authority, yaitu adanya semacam ثفة  (guru dapat dipercaya kemampuannya) dari seorang guru, membuat murid yakin dan percaya pada dirinya sendiri (self confidence).
Stevick, salah satu pengagum metode ini menyatakan, kalau self-confidence tercipta maka rasa aman terpenuhi. Dan kalau rasa aman terpenuhi, maka murid akan terpancing untuk berani berkomunikasi.
2. Infantiliasi, yaitu murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima ”authority” dari guru.
Bushman menjelaskan belajar seperti anak-anak melepaskan murid dari kungkungan belajar rasional kearah belajar yang lebih intuitif. Suatu misal adalah penggunaan “role play” dan nyanyian dalam metode ini akan mengurangi rasa tertekan sehngga murid dapat belajar secara ilmiah. Ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami seorang anak kecil.

3. Dual Komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa rangsangan semangat dari keadaan ruangan dan dan dari kepribadian seorang guru. Murid-murid duduk di kursi yang nyaman dengan tata ruang yang hidup dan member semangat. Duru menghindari mimic yang menunjukkan ketidaksabaran, cemberut, sinis, dan kritik-kritik yang negative.
4. Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan. Dari intonasi mirip orang berbisik dengan suara tenang dan lembut, intonasi yang normal biasa-biasa sampai kepada nada suara yang keras dramatis.
5. Rhythm, yaitu pelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di antara kata-kata dan rasa yang disesuaikan dengan nafas irama dalam. Di sini mrid diminta dan diajar untuk menarik nafas selama dua detik, menahannya selama empat detik dan menghembuskannya selama dua detik. Di sini “yoga” mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam metode ini.
6. Keadaan Pseuda-Passive. Pada unsure ini, keadaan murid betul-betul rileks tetapi tidak tidur sambil mendengar irama musik abad ke 18. Racle menjelaskan pada saat-saat rileks inilah terjadi apa yang disebut “hypermnesia” di mana daya ingat menjadi kuat.
Meskipun dengan metode ini tidak luput dari cacat dan kekurangan, dan tampaknya kurang tepat digunakan di sekolah-sekolah formal di Indonesia, ada beberapa poin yang perlu dicatat :
1. Kalau Lary Anger berprinsip bahwa belajar bahasa sebaiknya disuasanai oleh hal-hal yang menyenangkan dan sedapat mungkin dinikmati, maka suggestopedia tampak mengarah ke situ, karena salah satu prinsip Lozanov adala “The principle of joy and easiness”, prinsip senang dan menganggap sesuatu itu gampang.
2. Metode ini memandang individu sebagai satu manusia yang utuh di mana kekuatan fisik, rasa, jiwa dan intelektual diintegrasikan di dalam proses belajarnya. Fokusnya adalah daya nalar dan daya rasa seorang individ, yang di dalam ilmu jiwa dikenal “cognitive and affective domain of human behavior”.
3. Stevick sering memberi kesan bahwa kesuksesan murid dalam belajar dalam bahasa asing banyak-banyak tergantung pada gurunya dan apa yang ia lakukan di dalam kelas bersama murid. Kesan ini tampak pada penekanan Lozanov terhadap “authority” dari seorang guru. Secara kasar dapat dikatakan bahwa seorang guru yang memiliki “authority” adala seorang guru yang “qualified” dan berkelayakan, baik dalam linguistik, kejiwaan maupun materi. Yang demikian menurut Lozanov akan membuat murid segan terhadap guru dan menentramkan jiwanya.



Sumber : Bahasa Arab Dan metode pengajarannya, Prof. Dr. Azhar Arsyad

0 comments:

Post a Comment