BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Umat Islam sekitar abad ke-12 secara mentalitas boleh dikatakansemangatnya sudah pudar, apalagi untuk mengembangkan intelektualitasnya.Apalagi kekalahan yang diderita ketika pasukan salib berhasil menguasaibeberapa daerah kekuasaan Islam di Timur Tengah, sehingga secara perlahantradisi keilmuan mulai hilang di dunia Islam yang membawa kepada sebagian umatIslam menyibukkan diri dengan beribadah kepada Tuhan untuk mendapatkan posisiyang baik di sisi Allah. Akibatnya muncullah kelompok-kelompok kecil yang lebihmemfokuskan pikiran untuk memberantas kelompok-kelompok yang telah salah pahamdalam memahami Islam.
Kondisi ini tidak hanya terjadidi Baghdad sebagai pusat pemerintahan Abbasiyah waktu itu, tetapi juga merembeske daerah-daerah luar, terutama di Afrika bagian utara yang secara keseluruhansudah dikuasai Islam.Namun, di tengah besarnya pengaruh Islam, umat Islam jugatidak terlepas dari perselisihan intern yang mengakibatkan munculnyagerakan-gerakan kecil yang membawa terbentuknya sebuah dinasti. Kasus sepertiini bisa terlihat dalam proses terbentuknya Dinasti Muwahhidun yang bermuladari gerakan keagamaan dan berubah menjadi gerakan politik.
Gerakan keagamaan tersebut dipelopori oleh Ibn Tumart yangberaliran Asy’ariah. Para sejarawan menyebutnya sebagai Dinasti Muwahhidun(orang yang mengesakan Tuhan) ketika kekuasaan politik telah dikuasainya.Berkat usaha dan perhitungan yang matang maka tercapailah sebuah kekuasaanpolitik oleh gerakan tersebut meliputi Afrika bagian utara dan Spanyol(Andalusia) di barat yang pada masa sebelumnya di bawah kekuasaan Murabitun.Namun karena kondisi yang kurang mendukung, sekitar abad ke-13M dunia Baratbangkit dengan kekuatan baru membuat Muwahhidun lenyap dari Andalusia kecualiIslam di Granada yang pada saat itu di kuasai oleh Bani Nasr dari kerajaan ArabMadinah.
BAB II
PEMBAHASAN
DINASTI MUWAHHIDUN ( 524 -667 H/ 1130 –1269 M)
A. ASAL USUL
Terbentuknya Dinasti Muwahhidun beranjak dari kondisi Afrika Utara pada waktu kekuasaan Murabithun mulai melemah. Wafatnya Yusuf bin Tasyufin pada tahun 1106 M, berakibat buruk bagi Murabithun, karena pemimpin-pemimpin setelah dia adalah orang-orang yang lemah. Kondisi semakin kacau ketika pimpinan fuqaha’ dipegang oleh seorang sufi yang ekstrim dan mulai menyimpang dari ajaran al-Qur’an dan Sunnah (paham tajassum/ mengatakan bahwa Tuhan mempunyai bentuk seperti tubuh manusia). Kehidupan masyarakat sudah materialistis, di samping terjadinya stagnasi dalam pemikiran para pengikut Imam Malik, yang menyatakan tidak perlu lagi mempelajari Tafsir al-Qur’an dan hadits karena semua itu telah dilakukan oleh Imam Malik.
Dalam kondisi demikian muncul Ibn Tumart dari kabilah masmudah pasca belajar dari beberapa daerah pusat penyebaran Islam (Cordova, Alexandria, Makkah dan Bagdad) dan juga belajar kepada al-Ghazali yang beraliran asy’ariah.Sekitar tahun 1100 M dia kembali ke Maroko dan menyebarkan ajarannya yang mendapat sambutan baik dari masyarakat.Inti ajarannya adalah tauhidullah, mengesakan Tuhan dan praktek-praktek keagamaan yang bertentangan dengan ajaran Islam dia kritik secara tajam. Di samping memperkenalkan ajaran itu Ibn Tumart juga mendakwakan dirinya sebagai al-Mahdi yang akan membangkitkan kebenaran dan keadilan.
Gerakan yang dibangun berdasarkan kebenaran dan kemurnian ajaran Islam tersebut berhasil merangkul banyak pengikut dari masyarakat, walaupun terkadang dakwahnya tidak selalu mulus. Pada tahun 1117 M Ibn Tumart dan pengikutnya terusir dari tempat tersebut, sehingga dia pergi ke Marakesy .Namun, karena ditempat tersebut kehadirannya tidak begitu mendapat sambutan, akhirnya dia pergi ke Tilimsan (Tinmal/Tanmaal). Dari tempat inilah dia menyusun kekuatan yang berwujud menjadi sebuah dinasti di temani oleh Abdul Mu’min yang ia dapatkan di Marakesy.
Untuk menyebarkan dakwahnya dia kirim da’i keberbagai daerah untuk mengajak kepada kebenaran (amar ma’ruf) dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk (nahi mungkar).Kepada pengikutnya dia menyerukan supaya mendirikan shalat tepat waktu, berakhlak terpuji, taat pada undang-undang, membuat wirid yang dibuat oleh imam Mahdi dan mendalami kitab-kitab aqidah al-Muwahhidun.Adapun untuk menggalang (membentengi) diri dari dalam, maka dibentuklah dewan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Dewan Menteri (ahlal-syarah/ahl-al-jama’ah) terdiri dari sepuluh orang pembai’ah al-Mahdi sebagai kepala da’i kalangan murid-murid, seorangnya adalah Abdul Mu’min
2. Dewan Majelis pemuka suku yang menjdai wakil tiap suku, jumlahnya lima puluh orang (al-Khamain), dan
3. Majelis Rakyat, terdiri dari para murid (al-Thalabah), keluarga al-Mahdi (ahl al-dar), kabilah Hurghah dan orang awan (ahl Timal) Tanmaal
Tujuan dibentuk dewan tersebut adalah untuk mengkoordinir anggota dalam pengembangan agama dan juga untuk memudahkan mengkoordinir pemerintahan dari segi politik.Waktu kekuatan telah terhimpun dengan rapi datang serangan dari dinasti Murabitun kepada suku Masmudah yang membangkang kepada pemerintahan resmi, serangan tersebut dipimpin oleh Gubernur Sus dengan kemenangan dipihak Muwahhidun. Akibatnya Muwahhidun mengalami kemajuan yang pesat, dan pada tahun 1125 M di bawah pimpinan Abdul Mu’min pasukan ini menyerang kota Marakesy tetapi mengalami kegagalan.
Pada tahun 1130 M Ibn Tumart menemui ajalnya, sehingga melalui kesepakatan Dewan Menteri dinobatkanlah Abdul Mu’min menjadi khalifah pengganti al-Mahdi dengan sebutan Amiru al-Mu’minin. Setelah dinobatkan sebagai khalifah kerjanya adalah mengakhiri Dinasti Murabithun dan menundukkan kabilah yang ada di Maroko.Akibatnya secara resmi berdirilah Dinasti Muwahhidun di Maroko dan menjadikan Maroko sebagai pusat pemerintahannya setelah daerah ini ditaklukan pada tahun 1146 M dengan para pemimpin.
B. Terbetuknya Dinasti Muwahhidun dan Perkembangannya
Al – Muwahhidun secara etimologis adalah "penganut pahamtauhid", sedangkan secara terminologis adalah sebutan yang di pakai bagipara pengikut Ibnu Tumart yang menekankan ajaran tauhid serta menentangkekafiran dan paham antromorfistik (tajassum) serta menyerukan umatuntuk amar ma'ruf nahi munkar.
Ada beberapa halyang melatar belakangi terbentuknya dinasti Muwahhidun,yaitu :
Adanya protes terhadap Madhab Maliki yang kaku, konservatif dan legalistic yang berkembang di Afrika Utara berkat dakwah dinasti Murabbithun.Adanya respon terhadap kehidupan social yang mengalami kerusakan sejak masa akhir dinasti Murabbithun
[1].Prinsip tauhid yang memerangi faham Tajsim yang mengganggap tuhan mempunyai bentuk( antropomorfisme) karena hal ini bertentangan dengan ayat al- Qur'an dan harus di fahami seperti adanya
[2].Kemunculan dinasti ini berawal dari gerakan dakwah agama yangberalih menjadi kekuatan politik dan reformasi social[3].
Al – Muwahhidun berdiri di Maroko dan Spanyol tahun 524 – 667H/ 1130 – 1269 M,sebagai protes atas Madhab Maliki yang kaku. Samsul Munir dalam bukunya SejarahPeradaban Islam menyatakan bahwa Dinasti ini berdiri sejak tahun 1114Mberdasarkan ajaran pendirinya, yaitu Muhammad Tumart dan pernah mengalami masakejayaannya di kawasan Afrika Utara dan Spanyol selama lebih dari satu abadyaitu sejak tahun 515 – 667 H/ 1121 – 1269M. Pendirinya adalah Al Mahdi IbnTumart yang merupakan orang Berber yang berlaku zuhud serta menerima kesetiaandari suku Masmudah dan beribukota di Marakesy yang didirikan oleh dinastiMurabbitun[4].Ia adalah ulama besar yang pernah berguru di berbagai pusat ilmu pengetahuan diSpanyol ( penganut faham Ad - Dahiri) dan Baghdad. Menurut watt dalam bukunya AHistory of Islamic Spain menyatakan bahwa ia juga belajar langsung kepadaAl - Ghazali.
Ibnu Tumart mengganggap bahwa menegakkan kebenaran dan memberantaskemungkaran harus dilakukan dengan kekerasan. Sikap keras itu tentu saja tidak disenangi sebagian besar masyarakat terutama kalangan ulama dan penguasa
[5].Sehingga ia dan pengikutnya mendapatkan perlawanan, bahkan pada tahun 1117M iasempat terusir dari daerah kekuasaannya di Bijaya
[6].Namun, di sisi lain ia mendapat dukungan dari berbagai suku Barbar, sepertisuku Haragah, Hantanah, Jadmiwah, Janfisah.
Setelah terusir dari Bijaya, dia pergi ke Marakesy dan bertemudengan Abdu Al – Mu'min yang akhirnya menjadi muridnya. Namun, karena ditempattersebut dakwahnya kurang berhasil, akhirnya dia pergi keTilimsan(Tinmal/Tanmaal). Di kota inilah dia memperoleh kepercayaan penuh dari orang – orang terkemuka, terutamadari para suku bangsanya sehingga pada tahun 1121 M Ibnu Tumart mengaku sebagaiMahdi serta bertekad untuk mendirikan pemerintahan sendiri. Sejak mengaku alMahdi, Ibnu Tumart berhasil menghimpun sebagian dari suku Barbar dengan diketua- ketuanya diambil dari sahabat – sahabat dan murid- murid Ibnu Tumartsendiri. Kelompok inilah yang dinamai Al - Muwahhidun[7].Samsul Munir berpendapat bahwa pada tahun 514 H/1120M ia menobatkan dirisebagai Al Mahdi dan di baiat oleh para pengikutnya. Ia menamakan penguasa AlMuwahhidun dan wilayahnya adalah Tindasi dan sekitarnya, sebagai Daulah Al –Muwahhidun[8].
Setelah merasa kuat, dengan doktrin yang amar ma'ruf nahi mungkar,Ibn Tumart megadakan serangan ke Ibukota Al – Murabbithun di Marakisy. Hal initerjadi pada tahun 524 H/1129 M dengan jumlah pasukan sebanyak 40.000 orang, dibawah komando Abu Muhammad Al – Basyir At –Tansyarisi, Tetapi serangan inigagal dan banyak prajurit mereka yang terbunuh termasuk komandan perang,peristiwa ini di kenal dengan namaperang Buhairah. Selang beberapa waktu setelah penyerangan itu, Ibn Tumartjatuh sakit. Pada tahun 1130 M Ibn Tumart menemui ajalnya, sehingga melaluikesepakatan Dewan Menteri dinobatkanlah Abdul Mu’min menjadi khalifah penggantial-Mahdi dengan sebutan Amiru al-Mu’minin. Ia di pilih tidak ada hubungankerabat dengan Ibn Tumart, karena dia dianggap orang yang paling dekat danmempunyai pengetahuan luas, pintar, dan pemberani. Kemudian Abdu Al – Mu'min Setelahdinobatkan sebagai khalifah langkah awal kerjanya adalah mengakhiri DinastiMurabithun dan menundukkan kabilah yang ada di Maroko.Sejak inilah dapatdikatakan bahwa gerakan dakwah itu beralih menjadi kekuatan politik.Dinastiini berkuasa selama kurang lebih 122tahun dan di pimpin oleh 14 sultan yaitu sebagai berikut :
1. Ibn Tumart ( 1114/1130 M)
2. Abdul Mu’min ( 1130 – 1163 M)
3. Abu Yaqub Yusuf I( 1163 -1184 M)
4. Abu Yusuf Yaqub Al Manshur( 1184 -1199 M)
5. Muhammad ibn al-Nashir ( 1199 - 1214 M)
6. Abu Ya'qub Yusuf II Al-Muntashir ( 1214 - 1223 M)
7. Abdul Wahid I Al – Makhlu ( 1123 - 1224 M)
8. Abu Muhammad Abdullah al-Adil( 1124 - 1227 M)
9. Yahya Al – Mu'tashim( 1227 – 1229 M )
10. Abul Ala Idris Al-Ma’mun (1229 - 1233 M)
11. Abu – Muhammad Abdul Wahid II Ar – Rasyid
(1232 - 1242 M)
12. Abul Hasan Ali As – Said al Mu'tadhid ( 1242 – 1248 M )
13. Abu hafs Umar Al –Murtadla ( 1248 – 1266 M)
14. Abul Ula Al-Wasiq ( 1266 – 1269 M )[9]
Semenjak Abdul Mu’min dinobatkan sebagai khalifah, dengan secaracepat dia melakukan penaklukkan terhadap daerah-daerah kekuasaan Murabitun,dengan ditaklukkannya kekuasaan Murabitun yang merupakan lahan-lahan yang suburserta jalur perdagangan, maka terciptalah kemajuan pada dinasti tersebut.
KetangguhanAbdul Mu’min sebagai pengganti al-Mahdi, telah membuka jalan mulus bagipenguasa berikutnya untuk mengembangkan kekuasaan Muwahhidun di Spanyol danAfrika Utara. Pada awal kekuasaannya Abdul Mu’min telah melakukan penaklukkanbesar-besaran untuk memperluas kekuasaan Muwahhidun. Pada tahun 1131 M iaberhasil mengusai Nadla, kemudian Dir'ah, Taigan, Fazar, dan Gamayah. Padatahun 1139 M kaum muwahhidun melancarkan serangan ke kubu – kubu pertahanan Al-Murabbitun sehingga satu - persatu kekuasaannya dapat di rebut. Pada tahun1144M, ia berhasil menyapu pasukan Al –Murabbitun di wilayah Tlemsan di Fez, Couto,Tangier dan Agmath. Selanjutnya, pada tahun 1145 M negeri Spanyol dapatdirebutnya dari kekuasaan Murabbitun dan raja – raja kecil disana juga ditaklukkan.ia juga berhasil menguasai ibu kota Marrakech dan menjatuhkanDinasti Murabbitun. Pada tahun 1147 M, seluruh wilayah kekuasaan dinastiMurabbitun dapat di kuasainya. Pada 1149 M, ia menguasai kota Almeria danmenjadikan Gilbaltar sebagai pusat pemerintahannya. Kemudian, pada tahun 1160 Mmengusai Aljazair, Tunisia, Tripoli[10].Tetapi dalam bukunya Samsul Munir dan Moh. Nurhakim Aljaziar dikuasai tahun1152 M, Tunisia tahun 1158, tahun 1160 Tripoli dikuasai. Pada masa Abdu Al-Mu'min wilayah kaum Muwahhidun membentang dari Tripoli hingga se samudraatlantik sebelah barat dan merupakan suatu prestasi yang sangat gemilang yangbelum pernah tercapai oleh dinasti atau kerajaan apapun di Afrika Utara[11].Setelah memperoleh kemenangan berturut – turut, ia kembali ke Maroko gunamemperkuat pangkalan militernya di daerah Rabbat, guna merencanakan penyeranganbesar – besaran ke Spanyol. Namun, sebelum rencana itu terwujud ia meninggalpada tahun 1163 [12].
Sepeninggalan Abdu Al- Mu'min Abu Ya'kub Yusuf melanjutkan kebijaksanaanmendiang ayahnya untuk menguasai beberapa kota di Spanyol. Dengan hasil, padatahun 1172 M ia menguasai kota Seville yang ia lanjutkan ke Toledo, namunketika pasukannya tiba di Santarem dekat Lisabon, mereka dihadang oleh tentaraKristen mengakibatkan Abu Yakub Yusuf meninggal pada tahun 1181 M[13].karena terluka waktu pertemuan tersebut. Sepeninggal Abu Yakub Yusuf pimpinanpemerintah dipegang oleh puteranya yang bernama Abu Yusuf Yakub al-Manshur.
Masalah yang dihadapi oleh al-Manshur ini juga tidak jauh berbeda denganmasa-masa penguasa sebelumnya, yaitu menumpas para pemberontak, yang ada diAndalusia. Semua dapat diatasi dan kota Bijaya (Bogie) dapat dikuasainya.Selain itu ia dapat pula mematahkan kekuatan Al fonso VIII di Alarcos. Padatahun 1198 M, Abu Yusuf Yakub al-Manshur wafat dan di gantikan oleh Muhammad ibnal-Nashir ( 1199 - 1214 M). pada masa pemerintahannya, daulah Al – Muwahhidunmulai tampak melemah, sementara orang – orang Kristen di Andalusia semakinmenampakkan kekuatannya[14].
C. KemajuanDaulah Muwahhidun
1. Bidang politik, telah mampu menguasaiwilayah kepulauan Atlantik sampai ke daerah teluk Gebes di Mesir dan Andalusia.
2. Bidang ekonomi, telah berhasil menjalinhubungan perdagangan dengan beberapa daerah di Italia, seperti perjanjianperdagangan dengan pisa pada 1154M, Marseie, Voince, dan Sycilia pada tahun 1157 M yang berisi ketentuan tentang perdagangan, izinmendirikan gudang, kantor, loji dan bentuk – bentuk pemungutan pajak.
3. Dalam bidangArsitektur, banyak menghasilkan karya – karya dalam bentuk monument, sepertiGiralda, menara pada masjid Jami Sevilla, Bab Aquwnaou, dan Al – Kutubiyah,menara yang sangat megah di Marakiyah serta menara Hasan di Rabbath
4. BidangIlmu Pengetahuan dan Filsafat, Adapun para ilmuwan yang muncul pada masadinasti Muwahhidun ini terutama pada masa kepemimpinan Abdul Mu’min dan AbuYakub Yusuf adalah sebagai berikut :
a. Ibrahim bin Malikbin Mulkun adalah seorang pakar al-Qur’an dan ilmu Nahwu
b. Al-Hafidz Abu Bakrbin al-Jad seorang ahli figh. Dan Ibnu al-Zuhr ahli kedokteran,
c. Ibn Bajjah (533H/1139 M), seorang filosof dengan karyanya The Rule of Solitary. Ia juga beradadi bidang musik yang disebut Avenpace atau Abenpace.
d. Ibnu Thufail (581 H/1105-1185 M), seorang filosof dengan karyanya Hayy bin Yaqzhan. Ia juga dikenalsebagai seorang dokter, ahli geografi dan juga dianggap sebagai penyairAndalusia atau yang dikenal dengan nama Al-Andalusi, Al-Kurtubi, Al-Isibily.
e. Ibnu Rusyd(1126-1198 M), ia adalah seorang filosof, dokter, ahli matematika, fikih, ahlihukum, ahli astronomi atau dikenal dengan sebutan Averrous/Averroisme di Barat[15].
KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
Pada tahun 1198M, Abu Yusuf Yakub al-Manshur wafat dan digantikan oleh Muhammad al-Nashir.Namun kondisi Dinasti Muwahhidun tidak lagi seperti sebelumnya dan sudah mulai lemah setelah mengalami kemajuan selama 69 tahun.Kelemahan ini salah satu penyebabnya karena al-Nashir tidak mempunyai pandangan serta wawasan politik yang luas seperti para pendahulunya.Apalagi pengganti dari Muhammad al-Nashir dan pengganti-pengganti berikutnya, mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai semangat juang tinggi seperti para pendahulunya.
Terjadinya kemunduran dinasti ini juga disebabkan
karena orang-orang Kristen Spanyol setelah mereka memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari umat Islam membuat mereka sadar akan kondisi yang mereka hadapi, dengan penuh semangat mereka bangkit dari ketertinggalan dan melakukan penyerangan kepada umat Islam di Spanyol. Penyerangan tersebut terjadi sekitar tahun 1212 M, oleh kondisi raja-raja Kristen (Leon, Costile, Navarge dan Aragon) di Spanyol.Dalam pertempuran ini Al Muwahhidun mengalami kekalahan.6
6. Philip K. Hitti,loc. cit., hlm.549
Kekalahan yang diderita oleh Muwahhidun dalam pertempuran tersebut menyebabkan semakin mudahnya orang Kristen menaklukkan daerah-daerah kekuasaan Islam lain di Spanyol.
Apalagi al-Nashir menyerahkan kekuasaan kepada anaknya yang baru berusia 15 tahun, yaitu Abu Yakub Yusuf II(al-Muntashir) yang tidak memiliki kematangan politik untuk menjalankan pemerintahan. Kemunduran semakin meningkat setelah wafatnya al-Muntashir pada tahun 1221 M, karena muncul perpecahan di kalangan pembesar Muwahhidun.
Perpecahan terjadi karena al-Munthasir tidak mempunyai anak laki-laki untuk menggantinya.Seperti Tunisia berdiri daulah Bani Nafs, sedangkan Tripoli menjadi wilayah kekuasaan Bani Ayubiyah. Melihat umat Islam terpecah, Kristen semakin gencar melakukan gerakan untuk mengambil alih kekuasaan Islam, sehingga tahun 1238 M, seluruh kawasan Spanyol jatuh ke tangan Kristen kecuali Granada yang mampu bertahan sampai tahun 1492 karena terletak di perbukitan. Dengan hilangnya pengaruh Muwahhidun di Spanyol serta diikuti keruntuhan kekuasaan di Afrika telah membawa kehancuran dinasti ini pada tahun 1269 dengan didudukinya Maroko oleh Dinasti Marin (Mariniyyah).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kemunduran bagi Dinasti al-Muwahhidun, antara lain:
1). Faktor Internal
Salah satu indikasi faktor internal yang menyebabkan terjadinya kemunduran dinasti ini adalah tampilnya pemimpin yang tidak mampu menangkap peluang dan mengakomodasi berbagai trend pengembangan, yakni ketika Muhammad al-Nashr (1184 M) tampil menggantikan pemimpin sebelumnya, dengan usianya yang relatif muda, kurang lebih 17 tahun usianya ketika itu. Ia belum memiliki kapabilitas serta kematangan emosional yang memadai. Padahal untuk menjadi pemimpin sebuah wilayah yang luas, sangat dibutuhkan managerial skill serta pengetahuan dan pengalaman yang cukup, agar memiliki kredibilitas di dalam mengendalikan roda pemerintahan. Akibat dari berbagai kelemahan yang dimiliki al-Nashr tersebut, maka di dalam mengendalikan pemerintahannya lebih banyak dipegang oleh menteri-menterinya yang saling merebut mengambil simpati khalifah yang masih muda, sehingga situasi ini dimanfaatkan oleh lawan-lawan al-Muwahhidun, termasuk sisa-sisa al-Murabithun yang belum dapat dilumpuhkan, kembali melakukan perlawanan. Termasuk munculnya pemberontakan dari Bani Ghaniyyah yang pernah ditaklukkan oleh penguasa sebelumnya, yaitu Abu Ya’qub.Mereka kembali melakukan perlawanan dengan motifnya menjatuhkan kekuasaan al-Muwahhidun.
Di samping itu, kurangnya kontrol dan perhatian pemerintah pusat terhadap daerah-daerah yang jauh dari pusat pemerintahan, menyebabkan adanya keinginan mereka untuk memisahkan diri.Hal ini menunjukkan bahwa adanya wilayah yang luas yang tidak bisa dimenej dengan baik, justeru sangat berpotensi terhadap terjadinya instabilitas dalam negeri, karena adanya ancaman desintegrasi.Ancaman desintegrasi ini, seperti munculnya Yaghamrasan ibn Zayyan di Tlemen pada tahun 1236 M yang dapat mendirikan kerajaan, Abd al-Wadiyyah yang merdeka di Maghrib. Pada tahun berikutnya Abu Zakariyya sebagai gubernur al-Muwahhidun di Ifriqiyyah menyatakan kemerdekaan dari Tunis dan mendirikan Dinasti Hifsiyyah. Keadaan ini semakin memperparah kondisi Dinasti al-Muwahhidundan akhirnya membawa kepada kejatuhan dinasti ini, yakni pada tahun 1269 M, saat ibu kota Maroko jatuh ke tangan Dinasti Marawiyyah. Dengan berdirinya Dinasti Marawiyyah, maka berakhirlah Dinasti al-Muwahhidun yang pernah jaya dan sempat bertahan selama satu abad lebih.
2). Faktor Eksternal
Bersamaan dengan kemunduran Dinasti al-Muwahhidun, sebagai akumulasi dari berbagai persoalan sosial politik dalam negeri, pasukan Salib yang telah dikalahkan oleh Salahuddin di Palestina kembali ke Eropa dan mulai menggalang kekuatan baru di bawah pimpinan Alfonso IX. Kekuatan Kristen ini mengulangi serangannya ke Andalusia dan berhasil mengalahkan kaum muslimin.Karena penguasa al-Muwahhidun merasa terdesak, akhirnya meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara (Maroko).Sedangkan Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen pada tahun 1238 M, menyusul Seville jatuh pada tahun 1248 M. Serangan-serangan yang dilakukan pasukan Kristen ini telah menjadikan seluruh Spanyol lepas dari kekuasaan Islam, kecuali Granada.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemunduran dan Kesuraman Daulah Muwahhidun:
1. Tidak adanyaregenerasi yang mumpuni untuk memegang kekuasaan seperti pndahulunya.
2 Kebangkitan orang – orang kristen. Terbuktidengan penyerangan tahun 1212 M, oleh raja-raja Kristen (Leon, Costile, Navargedan Aragon) di Spanyol. Kekalahan yang diderita oleh Muwahhidun dalampertempuran tersebut menyebabkan semakin mudahnya orang Kristen menaklukkandaerah-daerah kekuasaan Islam lain di Spanyol.
3. Al-Nashir menyerahkan kekuasaan kepada anaknyayang baru berusia 15 tahun, yaitu Abu Yakub Yusuf II (al-Muntashir) yang tidakmemiliki kematangan politik untuk menjalankan pemerintahan.
4. Muncul perpecahan dikalangan pembesar Muwahhidun setelah wafatnya al-Muntashir pada tahun 1221 M. Perpecahanterjadi karena al-Munthasir tidak mempunyai anak laki-laki untuk menggantinya.Seperti Tunisia berdiri daulah Bani Nafs, sedangkan Tripoli menjadi wilayahkekuasaan Bani Ayubiyah.
5. Luasnya wilayah daulah Muwahhidun. Wilayahyang luas ini sulit di control oleh pemerintahan pusat, sehingga mudah dikuasai oleh tentara kristen Spanyol yang mengalami kebangkitan politik.
6 ) Kekuasaan Muwahhidun tumbuh dan berkembang di Afrika Utara danSpanyol adalah karena ingin memurnikan ajaran Islam yang telah dikotoriorang-orang Murabhitun pada fase akhir kekuasaannya. Dinasti ini berawal darisebuah gerakan dakwah agama dan beralih menjadi kekuatan politik. Dinasti inimampu meraih kejayaan karena pemimpin yang kuat serta cinta ilmu pengetahuan.Kehadiran dinasti ini telah membuka mata orang barat untuk mengejarketertinggalannya dari umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. Sejarah dan Peradaban Islam.2009.Jakarta : Amzah.
Bosworth, C. E, Dinasti-Dinasti Islam.1993. Bandung : PT Mizan.
Mufrodi, Ali. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab.1999. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Nurhakim,Moh. Sejarah dan Peradaban Islam.2004.Malang :UMM Press.
Phillip. K, Hitti., History of the Arabs. 1970. New York :Mactniland Student Edition.
Thohir, Adjid.Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam; Melacak Akar- akar Sejarah,Sosial, Politik dan Budaya Umat Islam. 2004. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada
Terbentuknya Dinasti Muwahhidun beranjak dari kondisi Afrika Utara pada waktu kekuasaan Murabithun mulai melemah. Wafatnya Yusuf bin Tasyufin pada tahun 1106 M, berakibat buruk bagi Murabithun, karena pemimpin-pemimpin setelah dia adalah orang-orang yang lemah.
0 comments:
Post a Comment