Thursday, November 29, 2012

KERAGAMAN STRUKTUR KALIMAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP MAKNA


Sebagaimana dimaklumi bahwa setiap bahasa mempunyai sistem tersendiri yang mungkin berbeda dari satu bahasa ke bahasa yang lain Bahasa Arab mempunyai sistem tersendiri dalam merangkai kata-katanya. Sistem ini akan lebih mudah dikaji, manakala diperbandingkan dengan bahasa yang sudah dikenal. Karena itulah maka kajian ini, akan sedapat mungkin, memperbandingkan dngan struktur bahasa Indonesia. Pengenalan struktur kalimat ini penting untuk memahami gagasan yang terkandung dalam kalimat tersebut.Dalam bahasa Arab ada dua pola kalimat dasar, yaitu : Pertama, jumlah (kalimat) ismiyyah dan kedua jumlah fi’liyyah.
1.Jumlah Ismiyyah
Jumlah Ismiyyah terdiri dari mubtada’ sebagai pokok kalimat yang umumnya berupa kata benda ( isim ) dan khabar , bisa berupa isim, fi’il (jumlah fi’liyyah) , jumlah ismiyyah atau syibh al-jumlah , yakni jar majrur atau zarf sebagai penjelas mubtada’ .
Contoh Jumlah Ismiyyah
1-
حسان مدرس ؛ هو عالم
2-
حسان يدرس اللغة العربية
3- 
حسان في البيت ؛ هو أمام التلفزيون
Struktur Jumlah Ismiyyah tidak selalu diawali oleh mubtada’ , bahkan jika mubtada’ tidak berupa isim ma’rifat maka jumlah tersebut pada umumnya diawali oleh khabar , yaitu jika mubtada’ nya berupa isim nakirah dan khabarnya berupa jar majrur atau zarf. Misalnya :
1- 
في المسجد مسلمون ؛ على المنبر خطيب
Di dalam masjid ada orang-orang Islam : di atas mimbar ada seorang khatib
2- 
في البيت ضيوف ؛ في الغرفة أولاد
Di rumah ada tamu-tamu : Di dalam kamar ada anak-anak
3- 
أمام مكتب البريد شارع : وراء المسجد مزرعة
Di depan kantor pos ada jalan : Di belakang masjid ada sawah
4- 
فوق المكتب مصباح : تحت الشجرة غنم
Di atas meja ada sebuah lampu : Di bawah pohon ada seekor kambing
Jika mubtada ‘ yang nakirah di atas dirubah menjadi ma’rifah maka sttrukturnya bisa dikembalikan ke struktur semula yakni mubtada’ – khabar, tetapi boleh juga masih tetap khabar-mubtada’. Jadi boleh :
المسلمون في المسجد atau في المسجد المسلمون .Perbedaan kalimat yang terakhir ini dengan kalimat في المسجدد مسلمون adalah perbedaan antara makna isim ma’rifah dan isim nakirah, yakni pengertian yang sudah tertentu dan yang belum tertentu. Adapun perbedaan antara kalimat المسلمون في المسجد dengan kalimat في المسجد المسلمون adalah pada gagasan yang ingin ditekankan. Yang pertama lebih menekankan sebuah gagasan yang berupa “orang-orang Islam”, yang kedua lebih menekankan gagasan yang berupa “di dalam masjid”.
2.Jumlah Fi’liyyah
Jumlah fi’liyyah adalah kalimat yang diawali dengan kata kerja, baik berupa fi’il madli mudlari’ maupun fi’il amar, misalnya :
1- 
قرأ فريد الكتاب قبل الذهاب إلى الجامعة
Farid telah membaca buku sebelum berangkat ke kampus
2- 
يدرس حسان العربية مرتين في كل أسبوع
Hassan mengajar bahasa Arab dua kali setiap minggu
3- 
خاِلقِ الناس بخلق حسن
Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik
Di samping dua jumlah di atas sebagai unsur pokok dalam sebuah kalimat, ada satu bentuk lagi yang disebut dengan syibh jumlah terdiri dari : a) jar majur yaitu setiap kata yang diawali dengan salah satu huruf jarmisalnya, misalnya : 
في المدرسة ؛ من المكتبة dan b) zarf, yaitu setiap kata yang diawali dengan zarf misalnya :أمام الجامعة ؛ وراء المسجد .

0 comments:

Post a Comment