Sunday, May 5, 2013

Wednesday, May 1, 2013

At-Tasybih dan Unsur-unsurnya


a. Definisi at-Tasybīh
Menurut bahasa at-tasybīh berarti at-tamtsīl ( التمثيل ) artinya, penyerupaan atau perumpamaan. Menurut istilah adalah menyerupakan sesuatu dengan yang lain pada sifat (karena kesamaan sifat) dengan menggunakan adāt at-tasybīh (alat at-tasybīh).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan 4 unsur at-tasybīh:
(1)  Al-Musyabbah (   المشبه= sesuatu yang diserupakan
(2)  Al-Musyabbah Bih (  المشبه به= sesuatu yang diserupakan dengannya
(3)  Adāt At-Tasybīh ( أداة التشبيه= alat at-tasybīh
(4)  Wajh asy-Syabah (  وجه الشبه ) = letak kesamaan
Contohnya:
خَالِدٌ كَالْأَسَدِ فِي الشَّجَاعَةِ
Artinya “Khalid seperti/bagaikan macan dalam keberanian.”

Al-musyabbah, yaitu lafaz خالدal-musyabbah bih, yaitu الأسدādāt at-tasybīh, yaitu hurup الكاف, dan wajh asy-syabah antara al-musyabbah (Khalid) dengan al-musyabbah bih (macan) adalah الشجاعة (keberanian).

b. Obyek at-Tasybīh
Yang menjadi obyek at-tasybīh adalah lafaz (kata). Sebagian lafaz-lafaz al-Qur’an, Hadis atau ungkapan-ungkapan pujangga/sastrawan Arab terbentuk dari kalimat yang menggunakan at-tasybīh. Ada berbagai lafaz yang biasa dipakai orang Arab untuk melakukan penyerupaan atau perumpamaan, yaitu =
الشجاعة keberanian diserupakan dengan  الأسد= singa,
العَزْم keinginan yang kuat dengan  = السيف pedang,
المنية kematian dengan = الحيوانالمفترس binatang buas,
  الخُلُقالكريم akhlak yang mulia dengan  العِطْر=  minyak wangi,
 الحجةالساطعة alasan kuat dengan  = الشمسmatahari,
  الأَمَلللمتشائم harapan bagi orang yang susah dengan  الليلmalam,
 الكرم pemurah dengan  = البحر laut,
الجمال kecantikan dengan  = القمر bulan
 الخُبْث= kejahatan dengan الحية= ular
dan lain sebagainya.

c. Al-Musyabbah dan al-Musyabbah Bih
al-musyabbah dan al-musyabbah bih disebut tharafa at-tasybih (طرفا التشبيه) = inti at-tasybīh, karena keduanya harus ada dalam susunan kalimat at-tasybīh. Kalau salah satunya dibuang atau tidak dicantumkan, maka namanya bukan at-tasybīh tetapi berubah menjadi  isti‘ārah. Al-musyabbah dan al-musyabbah bih (طرفا التشبيه) bisa terbentuk dari suatu kalimat yang bermakna konkrit (bisa ditangkap oleh panca indera), dan terkadang bisa juga terbentuk dari suatu kalimat yang bermakna abstrak.

1.) Sesuatu yang konkrit (الحسيان)
Yaitu al-musyabbah dan al-musyabbah bih yang terbentuk dari suatu kalimat yang maknanya bisa ditangkap dengan menggunakan salah satu dari anggota panca indera:
·         Menyerupakan sesuatu dengan hal yang bisa dilihat oleh mata yang meliputi warna, bentuk, ukuran dan gerakan, seperti: penyerupaan  خد المرأة pipi wanita dengan  الوردة الحمراء  mawar merah,   الشعر الأسود rambut yang hitam pekat  dengan = الليل    malam.
·         Menyerupakan sesuatu dengan hal yang bisa didengar oleh telinga seperti penyerupaan دق القلب  = suara detak hati/jantung dengan  الصوت الحاصل من دَقِّ الغلام بالحجر من وراء الحائط = suara dinding yang timbul dari ketukan anak kecil.
·         Menyerupakan sesuatu dengan hal yang bisa dirasakan oleh indera perasa/pengecap seperti penyerupaan rasa بعض الفواكه =sebagian buah-buahan dengan rasa العسل = madu.
·         Menyerupakan sesuatu dengan hal yang bisa dicium oleh indera penciuman seperti  penyerupaan  بعض الأشياء = sebagian benda yang harum dengan = الريحان bunga mawar.
·         Menyerupakan sesuatu dengan hal yang bisa disentuh dengan indera penyentuh seperti الحرارة  =panas,  البرودة= dingin,  الرطوبة = basah,  اليبوسة= kering,  الخشونة= kasar dan lain sebagainya.
2.Sesuatu yang abstrak (العقليان)
Yaitu al-musyabbah dan al-musyabbah bih yang terbentuk dari suatu kalimat yang maknanya hanya bisa ditangkap dengan perasaan atau akal, seperti penyerupaan  الإيمان  (keimanan) dengan  الحياة(kehidupan),  الكفر(kekafiran) dengan  الموت(kematian).
‘Aqliyān itu dibagi menjadi 2 macam:
·         Hal-hal yang bersifat perasaan (الأمُوْر الوَجْدَانِية), seperti lezat, sakit, cinta, marah, tenang, takut dan lain sebagainya.
·         Hal-hal yang bersifat khayalan (الوهمية), seperti penyerupaanأسنان الحربة (tajamnya mata tombak) denganأنياب الأغوال  (taring hantu)
Dalam sebuah syair disebutkan:
أَيَقْتُلُنِيْ وَالْمَشْرَ فِيْ مَضَاجِعِيْ # وَمَسْنُوْنَةٌ زُرْقٌ كَأَنْيَابِ أَغْوَالِ
“Apakah ia berani membunuhku sementara pedang (buatan negeri Syam) selalu berada di peraduanku dan mata tombak berwarna biru (saking tajamnya) bagaikan taring-taring hantu.”
Contoh lain adalah firman Allah dalam al-Qur’an:
أذلك خير نزلا أم شجرة الزقوم # إنا جعلناها فتنة للظالمين # إنها شجرة تخرج في أصل الجحيم # طلعها كأنه رؤوس الشياطين
(Makanan sorga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaithan-syaitan “. (QS. ash Shāffāt [37]: 62-65)
3.) Al-musyabbah terbentuk dari sesuatu yang konkrit (الحسيان), sedangkan al-musyabbah bih terbentuk dari sesuatu yang abstrak (العقليان)
Seperti penyerupaan alasan kuat dengan matahari, keinginan yang kuat dengan pedang, kematian dengan hewan buas, budi pekerti dengan minyak wangi, harapan bagi orang yang susah dengan malam, dan lain sebagainya.
4.) Al-musyabbah terbentuk dari sesuatu yang abstrak (العقليان), sedangkan al-musyabbah bih terbentuk dari sesuatu yang konkrit (الحسيان)
Seperti penyerupaan minyak wangi dengan budi pekerti yang mulia, malam dengan perpisahan dan lain sebagainya.

d. Adāt at-Tasybīh
Ādāt at-tasybīh (ﺁداة التشبيه), yaitu alat yang dipergunakan untuk menyambung letak kesamaan antara al-musyabbah dengan al-musyabbah bih.
Ādāt at-tasybīh bisa berbentuk hurūf seperti al-Kaf  (ﮐَ) dan  ka’anna (كأن) .
Contohnya:
قَلْبُهُ كَالْحِجَارَةِ فِي الْقَسْوَةِ=“Hatinya bagaikan batu pada kerasnya”
كَأَنَّ زَيْدًا بَحْرٌ فِي الْكَرَمِ =“Seakan-akan Zaid lautan dalam kemurahannya”
 Bisa juga berbentuk fi‘il, seperti يماثل , يشابه , يحاكي , contohnya:
فَاطِمَةُ تُمَاثِلُ الْبَدْرَ فِي الْإِشْرَاقِ = Fatimah menyerupai  bulan purnama dalam sinarnya.
عَلِيْ يُحَاكِي النَّجْمَ فِي العُلُوِّ= Ali menyerupai bintang dalam ketinggiannya.
خَالِدُ يُشَابِهُ الْجَبَلَ فِي الرُسُوخِ= Khalid menyerupai gunung dalam kekokohannya.
 Bisa juga berbentuk isim, sepertiمثل , محاكاة , شبه, contohnya:
مُحَمَّدٌ مِثْلُ الْبَحْرِ فِي الْكَرَمِ = Muhammad seperti lautan dalam kemurahannya.
عَزْمُهُ مُحَاكُاةُ السَّيْفِ فِي الْقَطْعِ=Keinginannya yang kuat seperti pedang dalam memotong.
عُمَرُ شُبْهِ الْأَسَدِ فِي الشَّجَاعَةِ = Umar seperti Singa dalam keberanian

 e. Wajh asy-Syabah
Wajh asy-syabah, yaitu kesamaan sifat yang ada pada al-Musyabbah dan al-musyabbah bih, seperti kesamaan (kesamaan sifat berani) yang terdapat pada Hamzah dan singa pada kalimat : حمزةُ أسدُ اللهِ ورسولِه, dan ketajaman yang terdapat dalam sifat khalid dan pedang pada kalimat خالدٌ سَيْفٌ مِنْ سيوْفِ الله
Perlu ditekankan bahwa wajh asy-syabah pada al-musyabbah bih harus lebih kuat dibandingkan yang ada pada al- musyabbah.