Tuesday, March 12, 2013

Contoh Karya Ilmiah


Presepsi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Tentang Pembelajaran Aqidah Akhlak 
Di UIN ALAUDDIN MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan di luar sekolah. Maka dari itu peranan  dosen sangatlah penting karena dengan belajar pendidikan agama di perguruan tinggi  dapat bertingkah laku dengan baik agar tidak tejerumus dalam pergaulan bebas.
            Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar yang berakar pada nilai-nilai gama, kebudayaan Nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan aqidah akhlak merupakan bagian integral dari system pendidikan Nasional.
Kegiatan belajar aqidah akhlak terhadap perilaku mahasiswa adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan dan diterapkan kepada mahasiswa, agar mahasiswa tersebut tidak terpengaruh oleh dunia bebas dan pergaulan bebas.
            Dengan demikian manfaat belajar pedidikan aqidah akhlak sangatlah penting dan sangat diperlukan untuk membimbing dan membina siswa agar memahami  masalah Aqidah dan Akhlak secara benar.
Salah satu faktor yang ikut mempengaruhi minat mahasiswa dalam pembelajaran Aqidah dan Akhlak adalah pemilihan metode oleh seorang dosen. Persepsi mahasiswa menyangkut pengalaman indrawi setelah ia melihat dan merasakan secara langsung proses pembelajaran Aqidah dan Akhlak yang kurang diminati oleh siswa dan karena pola pembelajaran dosen yang tidak mampu menyentuh kesadaran dan keaktifan mahasiswa. Pola pembelajaran yang digunakan hanya membuat mahasiswa menjadi obyek pasif dan dosen sebagai obyek aktif. Padahal seharusnya dosen mampu memposisikan mahasiswa sebagai subyek aktif dalam pembelajaran.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, penulis terinspirasi untuk meneliti langsung di lapangan mengenai persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran Aqidah dan Akhlak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang persepsi mahasiswa kelas jurusan Pendidikan terhadap pola pembelajaran dosen Aqidah dan Akhlak di UIN Alauddin Makassar khususnya, dan perguruan tinggi di manapun berada pada umumnya. Fokus penelitian dalam hal ini terkait dengan faktor pemilihan metode pembelajaran oleh seorang dosen Aqidah dan Akhlak
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan dan batasan masalah penelitian ini dapat diformulasikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Bagaimana persepsi mahasiswa kelas Pendidikan Bahasa Arab semester satu dalam memahami pelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar?
2.      Apa saja fusngsi dari metode pembelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar?  
3.       
C. Tujuan Penelitian
            Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Apa saja kegunaan dari metode metode pembelajaran pembelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.
2. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa kelas Pendidikan Bahasa Arab semester satu dalam memahami pelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.
3.  Menerapkan teori-teori pendidikan melalui sebuah kegiatan penelitian yang bisa diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.


D. Manfaat Penelitian
             Hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
       1. Memberikan salah satu informasi bahan bahan pertimbangan bagi khususnya bagi dosen Aqidah Akhlak dalam menerapkan metode pembelajaran yang dapat memberikan citra positif terhadap mahasiswa.
       2. Menjadi dasar penelitian bagi peneliti selanjutnya khususnya para praktisi dan pemerhati pendidikan dalam rangka meneruskan penelitian yang serupa pada ruang lingkup yang lebih luas.
















BAB I

TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Persepsi
            Istilah  persepsi kerap terdengar dalam diskursus - diskursus intelektual yang dimaksudkan untuk mengetahui pandangan orang tentang sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi diartikan sebagai tanggapan (panarimaan langsung) dari sesuatu, atau proses seseorang mengetahui sesuatu melalui panca indera.[1]
7
 
            Mengacu pada pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa persepsi adalah proses munculnya tanggapan atas informasi yang diterima melalui pancaindera  yang melahirkan pemahaman tentang sesuatu sebagai hasil interaksinya.

2. Pengertian Aqidah dan Ruang lingkupnya
            Dari  Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari  Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi) :
Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan). (Al-Maa-idah : 89).
Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi) Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Adapun ruang lingkup Akidah adalah
1.      Keistimewaan Aqidah Islam
2.      Tauhid
3.      Syahadat
4.      Percaya kepada takdir Allah
3. pengertian Akhlak dan Ruang Lingkupnya
Akhlak dari kata Al-Akhlak, jamak dari Al-khuluq yang artinya kebiasaan, perangai, tabiat dan agama.
Akhlak disebut juga ilmu tingkah laku / perangai (Imal-Suluh) atau Tahzib al-akhlak (Filsafat akhlak), atau Al-hikmat al-Amaliyyat, atau al-hikmat al- khuluqiyyat. Yang dimaksudkan dengan ilmu tersebut adalah pengetahuan tentang kehinaan-kehinaan jiwa untuk mensucikannya. Dalam bahasa Indonesia akhlak dapat diartikan dengan moral, etika, watak, budi pekertim, tingkah laku, perangai, dan kesusilaan.
Ruang Lingkup Akhlak
1.      Akhlak terhadap Allah swt
2.      Akhlak terhadap Rasullah Swt
3.      Akhlak Pribadi
4.      Akhlak dalam keluarga
5.      Akhlak bermasyarakat
6. Akhl;ak bernagara[2]
4. Jenis-Jenis Metode pembelajaran dan Pengunaannya
Berikut dikemukakan jenis-jenis metode pembelajaran:
1.      Metode ceramah, adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan. Metode ini menempatkan guru sebagai pusat perhatian siswa.
2.      Metode tanya jawab, dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Hal ini sangat baik untuk memancing daya tangkap siswa terhadap pelajaran tertentu.
3.      Metode Diskusi, merupakan forum pembicaraan yang dipimpin oleh seorang pemimpin dengan proses pembicaraan yang terarah pada pemahaman dan pertimbangan mengenai suatu permasalahan yang disertai oleh pertukaran ide, pendapat, pengalaman, saran dari peserta diskusi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh peserta.
4.      Metode drill, adalah latihan yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.
5.      Metode resitasi, digunakan untuk merangsang anak tekun, rajin, dan giat belajar. Metode ini lebih menekankan pemberian tugas yang melatih kemandirian anak mengerjakan tugas dari guru.
6.      Metode demonstrasi, adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif daripada anak didik atau guru dan anak didik sama-sama aktif.

B. Kajian dan Hasil-Hasil Penelitian
            Telah banyak literatur yang membahas tentang pembinaan akhlak, akan tetapi berlainan dengan masalah yang ada dalam skripsi ini dan obyek penelitian yang berbeda. Diantara buku dan literatur tersebut antara lain:
            1. Nasruddin Razak dalam bukunya Dinul Islam mengemukakan bahwa pendidikan dan pembinaan akhlakul karimah adalah faktor penting dalam membina suatu umat atau membangun suatu bangsa. Suatu pembangunan tidaklah ditentukan semata-mata dengan kredit atau investasi material. Betapapun melimpahnya investasi material kalau manusia pelaksananya tidak memiliki akhlakul karimah, maka investasi tersebut akan habis oleh perilaku korup. Yang diperlukan dalam pembangunan adalah keikhlasan, kejujuran, jiwa kemanusiaan yang tinggi, sesuainya kata dengan perbuatan, prestasi kerja, kedisip1linan, jiwa dedikasi, dan selalu berorientasi kepada hari depan dan pembaharuan.[3] Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa mengisi kemerdekaan adalah jauh lebih berat daripada perjuangan bersenjata merebut kemerdekaan.
            2. Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, dalam bukunya yang berjudul Pelajaran Tauhid Untuk pemula, Akidah dan tauhid adalah pondasi bangunan agama. Anak-anak yang baru tumbuhadalah laksana sebidang tanah yang di atasnya siap didirikan bangunan. Maka menanamkan akidah dan tauhid sejak dini bagi anak-anak muslim adalah suatu keharusan. Agar pondasi bangunan agamanya kuat. Agar tidak didahului oleh ajaran-ajaran lain yang bertentangan dengan akidah. Agar mengetahui agamanya yang murni. Agar mengamalkan kebenaran dan menjauhi kebatilan. Dan yang lebih penting, agar selamat dunia akhirat.
            Dari berbagai literatur tersebut di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa secara teoritis banyak teori yang mendukungnya. Sehingga masalah yang ada pada skripsi ini layak untuk diteliti karena disamping banyak literatur yang mendukung, selain itu juga belum pernah ada penelitian yang dilakukan pada obyek yang sama.

C. Hipotesis

Berpijak pada rumusan dan batasan masalah yang penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. metode bertujuan strategi pembelajaran, karena tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik juga bermacam-macam. Ada yang kuat daya serapnya, sedang, dan ada juga yang sangat lemah. Perbedaan daya serap inilah memerlukan strategi pengajaran yang tepat, termasuk di dalamnya metode menjadi sangat menentukan hal tersebut.

2. presepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang digunakan akan mempengaruhi minat belajar mereka. Jika metode yang di gunakan oleh seorang dosen sesuai dengan keadaan temapt dia mengajar maka pembelajaran lebih mudah dipahami.




















 
BAB III

 METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
            Dalam penelitian ini, digunakan desain kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini berusaha untuk memperoleh dan menganalisis data tentang persepsi mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab terhadap metode pengajaran Aqidah Akhlak,  agar dapat diketahui metode mana yang efektif untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai pembelajaran Aqidah Akhlak.
B. Prosedur Penilitian
            Agar penelitian lebih terarah dan sistematis, maka penelitian ini dirancang melalui tiga tahapan, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pengumpulan data, dan (3) tahap pengolahan data menyangkut pengklasifikasian data dan penyusunan hasil penelitian, yang selanjutnya dideskripsikan sebagai hasil laporan penelitian.

C. Variabel Penelitian
            Penelitian ini menggunakan variabel tunggal, yaitu variabel persepsi mahasiswa terhadap pengajaran Aqidah Akhlak pada  jurusan pendidikan bahsa Arab di UIN Alauddin Makassar.


D. Definisi Operasional Variabel
            Yang dimaksud dengan persepsi siswa terhadap metode pengajaran Aqidah Akhlak pada  pada  jurusan pendidikan bahsa Arab di UIN Alauddin Makassar. adalah pandangan mahasiswa yang lahir dari pengamatan, penglihatan atau proses dari panca indera yang dialami langsung oleh mahasiswa pada saat dosen menyajikan materi pelajaran Aqidah Akhlak di kelas.


E. Populasi dan Sampel
Suharsimi Arikunto menguraikan tentang pengertian populasi dan sampel sebagai berikut:
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.[4]

            Mengenai besarnya populasi dan sampel, Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan obyek yang sedang diteliti, apabila subyeknya kurang dari seratus maka lebih baik diambil semua. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25%.[5]
            Berkaitan dengan populasi dan sampel dalam penelitian ini, maka akan dikemukakan secara rinci tentang jumlah populasi yang ada dan jumlah populasi  yang diteliti, digambarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1 (Populasi)
Jumlah Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab Semester Satu UIN Alauddin Makassar
Tahun Ajaran 2010/2011

No
Kelompok
Jumlah Siswa
1
I
12
2
II
13
3
III
13
4
IV
13
Jumlah
51
Sumber data: Daftar Mahasiswa Jurusan Pendidkan Bahsa Arab

2. Sampel
Penarikan sampel dalam penelitian kualitatif, Moleong mengemukakan bahwa penelitian kualitatif, sampel penelitian diartikan sebagai konteks dengan ruanglingkup tertentu yang dijadikan wahana untuk menjaring berbagai informasi dan bebagai sumber.[6]
            Pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif pada penelitian ini yang dipilih adalah sampel proporsional/berimbang. Jumlah subjek penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 24 siswa   dari  53  jumlah populasi.
Tabel 2 (sampel)
Jumlah Sampel Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab Semester Satu UIN Alauddin Makassar
Tahun Ajaran 2010/2011
No
Kelompok
Jumlah Siswa
1
I
9
2
II
9
3
III
9
4
IV
9
Jumlah
37

           
Berdasarkan tabel tersebut di atas, menunjukkan bahwa penelitian ini dapat dilakukan dengan mengambil beberapa responden yang dapat  mewakili sebagai sampel. Dengan demikian dapat dijadikan pedoman untuk mencari data dan penelitian selanjutnya dengan tidak mengurangi nilai dari persentase yang diteliti. Sehingga presentase sampel 37 dari  populasi 51adalah 72,5%.

F. Data
            Data  yang dimaksud dalam penelitian ini adalah informasi yang diperoleh melalui wawancara dan angket yang terkait dengan kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak pada jurusan pendidikan bahsa Arab semester satu di UIN Alauddin Makassar.

G. Teknik Pengumpulan Data
       a. Library research, yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dari buku dan literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, dengan  mengutip yaitu:
        1) Kutipan langsung, yaitu mengutip beberapa teks dari buku tanpa mengubah kata-kata dari teks yang dikutip.
        2) Kutipan tidak langsung, yaitu mengutip beberapa teks dan mengubah kata-kata dari teks yang dikutip.
        b. Field research, yaitu dengan mendatangi lokasi penelitian untuk mendapatkan informasi. Adapun teknik yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah :
        1) Observasi, yaitu metode pengumpulan data  dengan melakukan penngamatan langsung pada obyek yang menjadi sasaran penelitian yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
        2) Interview, yakni suatu pengumpulan data dengan tanya jawab. Dalam melaksanakan interview yakni dengan mengadakan wawancara dengan dosen Akidah Akhlak.
        3) Dokumentasi yaitu metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang tidak diperoleh melalui angket. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui catatan-catatan danketerangan tertulus yang berisi data dan informasi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
H. Analisis Data
            Analisis data yang sifatnya kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menata secara sistematis catatan hasil wawancara. Data yang sudah terkumpul diidentifikasi dan diklasifikasikan dalam bentuk uraian. Selanjutnya, dideskripsikan sebagai temuan dalam laporan penelitian. Perkataan lain, teknik analisis data yang ditempuh, yaitu : (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan.
Kemudian data kuantitatif dalam penelitian ini selanjutnya dianalisa dengan menggunakan rumus:

 F
N
 

 P =         x 100%
 
                                                Keterangan : 
P = Persentase
                                                                        F = Frekwensi
N = Nilai

I. Instrumen
            Penilitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif sehingga instrument yang digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara, yaitu sesuatu kegiatan yang dialakukan untuk menjaring sejumlah informasi atau pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan.
2. Angket, yaitu serangkaian daftar pertanyaan yang disusun  secara sistematis, yang terdiri atas beberapa butir dan disajikan dalam beberapa alternatif untuk disebarkan kepada mahasiswa.
J. Judul Penelitian
            Karya Ilmiah ini ini berjudul presepsi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Semester satu terhaap Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi presepsi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Semester Satu terhadap Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.
1.      Pendapat mahasiswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan oleh dosen Aqidah Akhlak.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa dari 37 responden, terdapat 6 (16,2 %) mahasiswa yang memilih sangat setuju, terdapat 25 (67,6 %) yang memilih setuju, sedangkan yang memilih kurang setuju 5 (13,5 %) dan tidak setuju yang 1 (2,7 %).
Tabel 3
Pendapat Siswa Terhadap Metode Pembelajaran yang Digunakan Guru
Aspek yang dinilai
Kategori
Jumlah
Persentase
Pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pendidikan agama islam.
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak setuju
6
25
5
1
16,2 %
67,6 %
13,5 %
2,7 %
Jumlah
37
100 %
Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa siswa setuju terhadap metode pembelajaran yang telah digunakan oleh dosen Aqidah Akhlak selama ini dalam pembelajaran.
2.      Metode yang sering digunakan dosen Aqidah Akhlak ketika mengajar.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui dari 37 responden, terdapat 1 atau persentasenya 2,7 %, mahasiswa yang menjawab metode yang sering digunakan dosen Aqidah Akhlak adalah metode ceramah, 2 mahasiswa yang memilih metode tanya jawab atau persentasenya      5,4 %, terdapat 24 mahasiswa yang menjawab metode diskusi atau persentasenya 64,9 %, dan yang menjawab metode yang bervariasi sebanyak 10 mahasiswa atau persentasenya 27,0 %. Untuk lebih jelasnya lihat table di bawah ini
Tabel 4
Metode yang Sering Digunakan Dosen Ketika Mengajar
Aspek yang dinilai
Kategori
Jumlah
Persentase
Metode yang sering digunakan guru pendidikan agama islam ketika mengajar.
Ceramah
Tanya Jawab
Diskusi
Bervariasi
1
2
24
10
2,7 %
5,4 %
64,9 %
27,0 %
Jumlah
37
100 %
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa dosen Aqidah Akhlak ketika mengajar lebih banyak menggunakan metode diskusi.
3.      Metode Pembelajaran yang Paling Disenangi Mahasiswa
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 3 (8,1 %) siswa yang menjawab metode ceramah, yang menjawab metode diskusi sebesar 24 atau persentasenya 64,9 %, yang memilih metode tanya jawab 6 siswa atau persentasenya 16,2 %, sedangkan yang memilih metode demonstrasi terdapat 4 siswa atau persentasenya 10,8 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Metode Pembelajaran yang Paling Siswa Senangi
Aspek yang dinilai
Kategori
Jumlah
Persentase
Metode pembelajaran apa yang paling siswa senangi.
Ceramah
Diskusi
Tanya Jawab
Demonstrasi
3
24
6
4
8,1 %
64,9 %
16,2 %
 10,8 %
Jumlah
37
100 %
            Berdasarkan tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa mahasiswa lebih senang apabila dosen Aqidah Akhlak menggunakan metode diskusi dalam memberikan pembelajaran kepada siswa.
4.      Bagaimana Perasaan Mahasiswa Saat Dosen Menjelaskan Materi Pelajaran Dengan Menggunakan Metode.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 6 (16,2 %) siswa yang menjawab sangat senang, yang menjawab senang 25 siswa dengan persentasenya 67,6 %, sedangkan yang menjawab tidak senang terdapat 6 siswa dengan persentase 16,2 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Perasaan Siswa Pada Saat Guru Menjelaskan Materi Pelajaran
Dengan Menggunakan Metode
Aspek yang dinilai
Kategori
Jumlah
Persentase
Bagaimana perasaan Anda saat guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode?
Sangat Senang
Senang
Tidak Senang
6
25
6
16,2 %
67,6 %
16,2 %
Jumlah
37
100 %
Berdasarkan tabel 6 di atas, menunjukkan bahwa mahasiswa senang apabila dosen Aqidah Akhlak menggunakan metode pada saat memberikan materi pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase yang dicapai.

5.      Apakah Metode yang Digunakan Dosen Sesuai dengan Kondisi Kelas
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 16 (43,3%) mahasiswa yang memilih bahwa metode yang digunakan oleh guru ketika mengajar sesuai dengan kondisi kelas, dan yang memilih kadang-kadang terdapat 17 mahasiswa atau 45,9 %, sedangkan yang memilih tidak sesuai sebanyak 4 mahasiswa atau 10,8 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Apakah Metode yang Digunakan Guru Sesuai dengan Kondisi Kelas
Aspek yang dinilai
Kategori
Jumlah
Persentase
Apakah metode yang digunakan guru sesuai dengan kondisi kelas.
Sesuai
Kadang-Kadang
Tidak Sesuai
16
17
4
43,3 %
45,9 %
10,8 %
Jumlah
37
100 %
Berdasarkan tabel 7 di atas, menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh dosen Aqidah Akhlak kadan-kadang sesuai dengan kondisi kelas pada saat ia mengajar.
6.       Apakah Metode yang Digunakan Dosen Sesuai dengan Kondisi Mahasiswa.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 5 mahasiswa atau 13,4 % yang memilih bahwa metode yang digunakan dosen Aqidah Akhlak adalah sesuai dengan kondisi mahasiswa, yang memilih kadang-kadang terdapat 26 mahasiswa atau persentasenya 70,4 %, sedangkan yang melilih tidak sesuai terdapat 6 mahasiswa atau persentasenya 16,2 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Apakah Metode yang Digunakan Guru Sesuai
Dengan Kondisi Mahasiswa
Aspek yang dinilai
Kategori
Jumlah
Persentase
Apakah metode yang digunakan guru sesuai dengan materi yang diajarkan.
Sesuai
Kadang-Kadang
Tidak Sesuai
5
26
6
13,4 %
70,4 %
16,2 %
Jumlah
37
100 %
Berdasarkan tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa metode yang digunakan dosen Aqidah Akhlak  kadang-kadang sesuai dengan kondisi mahasiswa.
7.       Apakah Media yang Digunakan Dosen Sesuai dengan Materi yang Diajarkan
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 20 mahasiswa atau 54,9 % yang memilih bahwa metode yang digunakan dosen Aqidah Akhlak kadang sesuai dan kadang pula tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, yang memilih sesuai terdapat 16 mahasiswa atau persentasenya 43,3 %, sedangkan yang melilih tidak sesuai terdapat 4 mahasiswa atau persentasenya 10,8 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
Apakah Metode yang Digunakan Guru Sesuai
dengan Kondisi Siswa
Aspek yang dinilai
Kategori
Jumlah
Persentase
Apakah metode yang digunakan guru sesuai dengan kondisi siswa.
Sesuai
Kadang-Kadang
Tidak Sesuai
16
20
4
43,3 %
54,9%
10,8%
Jumlah
37
100 %
Berdasarkan tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa metode yang digunakan dosen Aqidah Akhlak kadang sesuai dan kadang tidak sesuai dengan kondisi siswa
8.       Apakah Metode Mengajar yang Digunakan Dosen Turut Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 17 siswa atau 45,9 % siswa yang memilih sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya, yang memilih berpengaruh terdapat 16 siswa dengan persentase 43,3 %, sedangkan yang memilih kurang berpengaruh dan tidak berpengaruh masing-masing berjumlah 2 mahasiwa (5,4%).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10
Apakah Metode yang Digunakan Guru Turut Mempengaruhi
Prestasi Belajar Siswa
Aspek yang dinilai
Kategori
Jumlah
Persentase
Apakah metode mengajar yang digunakan guru turut mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh
Kurang Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
17
16
2
2
45,9 %
43,3 %
5,4 %
5,4 %
Jumlah
37
100 %

Berdasarkan tabel 10 di atas, menunjukkan bahwa metode yang digunakan dosen Aqidah Akhlak sangat berpengaruh kepada mahasiswa.
B. Fungsi-Fungsi Metode Pembelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.
            Agar pengajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien, maka harus ada keterkaitan antara metode pengajaran yang digunakan dengan unsur tujuan yang akan dicapai, juga dengan situasi murid yang belajar serta dengan bahan yang akan diajarkan. Karena metode pada dasarnya mempunyai ciri dan kegunaan secara khusus. Seorang guru tidak cukup hanya dengan mengetahui berbagai metode itu dengan unsur-unsur lainnya dalam proses belajar mengajar, tetapi juga harus memperhatikan beberapa faktor dalam memilih metode pembelajaran.
            Dari hasil wawancara ketua tingkat jurusan pendidikan bahasa Arab semester satu, Muh Hayyu. Beliau memberikan pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi, sebagai strategi, dan sebagai alat mencapai tujuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari uraian sebagai berikut:
1.      Metode sebagai alat motivasi
            Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode ini menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dengan komponen yang lainnya. Metode yang dipilih oleh guru hendaknya bisa memberikan dorongan kepada anak didik untuk lebih giat belajar. Anak didik mencintai mata pelajaran yang diberikan, dan pada akhirnya akan mampu mendongkrak prestasi siswa.
2.      Metode sebagai rujukan pendidik
Agar materi lebih mudah dipahami oleh peserta didik maka materi yang di sampaikan harus terarah sesuai rujukan, disinilah fungsi dari metode tersebut, yaitu untuk menjedi bahan rujukan utama untuk mefokuskan pembahsan
3.      Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
            Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar baik jangka panjang, menengah, maupun tujuan jangka pendek dari sebuah proses pendidikan. Oleh karena itu, metode mengajar harus menjadi media yang efektif untuk menyampaikan kepada siswa tujuan yang dimaksudkan. Dengan demikian akan ada kesesuaian antara tujuan yang telah ditetapkan dan metode yang digunakan.
            Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan sebuah metode yaitu:
1.      Kesesuaian antara metode dan keadaan mahasiswa.
Prinsip ini diperlukan agar mahasiswa saat menerima pelajaran ketika diterapkan sebuah metode mereka lebih mudah memahami peajaran yang diberikan.
2.      Kesesuaian antara metode dan keadaan kelas.
Hal ini sangat dibutuhkan karena jika kelas tidak memadai untuk diadakan sebuah metode maka metode itu tidak akan efektif.
3.      Metode itu harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan
Prinsip ini sangat di butuhkan, karena hal ini akan mempengruhi bobot materi yang akan di sampaikan.
4.      Menggunakan Media dalam menunjang penerapan metode.
Dalam menerapkan metode seoarang dosen kranya menyediakan berbagai media untuk menunjang metode yang diterapkan. Sebagai contoh ketika menerapkan metode ceramah menggunakan media bantu seperti lap Top dan LCD, tentu itu akan lebih membuat bobot metode ceramah itu lebih bertambah.

 
BAB V
P E N U T U P
A.    Kesimpulan
            Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap sejumlah masalah yang telah diajukan dan dianalisis sesuai data-data baik yang bersumber dari referensi maupun data yang diperoleh dari lokasi penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut:
1.      Metode dalam pengajaran pendidikan agama Islam memegang peranan yang sangat signifikan terhadap siswa dalam menganalisa, memahami, serta menerapkan muatan-muatan yang terdapat dalam pendidikan agama Islam. Metode yang digunakan oleh guru harus mampu memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pendidikan agama Islam dan membuat pembelajaran pendidikan agama Islam semakin menarik dan diminati oleh siswa karena metode penyampaiannya yang mampu meningkatkan minat belajar siswa.
2.     

 
Terdapat hubungan yang signifikan antara metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dengan prestasi belajar siswa. Minimal dengan metode pembelajaran yang tepat, dapat menjadi media penyampai yang efektif materi pendidikan agama Islam dan siswa menjadi bersemangat untuk belajar pendidikan agama Islam. Oleh karena itu kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan metode secara tepat akan terus menjadi perhatian sekolah untuk ditingkatkan.
3.      Seorang guru yang mampu mengelola pembelajaran termasuk di dalamnya memilih dan mempergunakan etode dengan baik, akan menjadi tolak ukur tentang kemampuan profesionalitas seorang guru. Secara langsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar, dan secara psikologis akan mampu membangun kedekatan dengan siswa karena dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam berlangsung komunikasi edukatif.

B.     Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat disarankan
1.      Guru
      Sebagai sebuah pekerjaan profesional, diharapkan guru meningkatkan kemampuan mengajarnya terutama yang menyangkut kemampuan praktis memilih dan menggunakan metode secara tepat. Tentunya kemauan para guru untuk meningkatkan skill mengajar bisa dilakukan dengan secara intens membaca berbagai literatur-literatur keguruan dan mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh organisasi keguruan.
2.      Sekolah
      Agar kiranya melengkapi sekolah dengan berbagai media dan alat peraga yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam. Dengan alat peraga yang memadai, maka proses belajar mengajar akan semakin kondusif dan akan memecahkan kebosanan siswa yang diakibatkan oleh metode belajar yang monoton.






















DAFTAR PUSTAKA


Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta : Yayasan Penterjemah Al-Qur'an, 1992


Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodik Khusus Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : 1981

Djamarah,  Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Cetakan I; Jakarta: Rineka Cipta, 2000 


Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid. Cetakan I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000 


Roestiyah. Masalah Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem. Cetakan III; Jakarta: Rineka Cipta, 1994


Sriyono. Teknik  Belajar Mengajar dalam CBSA. Cetakan I; Jakarta: Rineka Cipta, 1992

Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama  Islam,  Jakarta : 2002

Takariawan, Cahyadi. Pernik-Pernik Rumah Tangga Islami.  Cetakan II;  Solo: Intermedia, 2000


Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Cet. I;  Jakarta  :  Ciputat Press


Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Rineka Cipta, 2003





[1]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia  (Edisi Ke 3,  Cet. II ; Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h. 863



 [3] Nasruddin Razak, Dienul Islam (Cet. XX; Bandung: al-Ma'arif, 2001), h. 48  

[4] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek (Cet. VIIII; Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 102.
[5] Ibid., h. 115-117
[6] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Cet. XI, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung, 2000) h. 165.